Film 5 cm yang disutradarai Rizal Mantovani, dengan para pemeran: Herjunot Ali (Zafran), Raline Shah (Riani), Fedi Nuril (Genta), Igor Saykoji (Ian) dan Denny Sumargo (Arial) dan Pevita Perace (Dinda)
Ada beberapa kejanggalan dalam film 5 cm
> Saat adegan Ian berlari-lari mengejar ketinggalan kereta. Soalnya kalau kita mengejar kereta di stasiun tidak perlu demi solidaritas teman. Masuk dari pintu gerbong belakang manapun –walau si kereta telah berjalan pelan-pelan– niscaya nanti akan ketemu temannya.
> Adegan pada saat rombongan Genta meminta air, dan diberi satu botol minuman oleh rombongan lainnya. adegan ini sungguh janggal, mengingat biasanya rombongan pendaki gunung akan bertanya lebih dahulu sumber air terdekat yang ada.
> Adegan pada saat rombongan Genta tertimpa reruntuhan bebatuan saat mendaki jelang puncak gunung. Ini adegan film yang tidak masuk akal. Melecehkan korps pencinta alam manapun. Padahal di scene film 5 cm sebelumnya, tertayang rombongan pendaki gunung lain yang juga tengah menuju puncak di depan rombongan Genta. Di belakang rombongan Genta masih ada rombongan pendaki lainnya. Seakan-akan, Genta dan kawan-kawan mendapat musibah terkena longsoran bebatuan. Sampai Ian pingsan, dan teman-temannya mengkhawatirkan keselamatan diri dia. Dan anehnya lagi tidak ada satu pun rombongan pendaki gunung lain yang ikut menolongnya. Seolah-olah musibah tersebut terpusat pada diri mereka. Dengan kata lain, mereka berenam saja yang naik ke puncak gunung. Di manapun, korps pencinta alam umumnya, dan pendaki gunung khususnya terkenal dengan solidaritas pertemanan yang tinggi. Mereka akan bahu-membahu menolong sesama pendaki gunung yang mengalami musibah. Tidak peduli latar belakangnya.
> Orasi di puncak Mahameru. Ketika rombongan Genta mencapai puncak pada Hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus, mereka menancapkan bendera dan melakukan upacara. Tak tahu asalnya, sungguh aneh tiba-tiba sudah banyak pendaki gunung lain yang berkerumum. Terasa ganjil juga, Genta, Arial, Zafran, Riani, Ian dan Dinda berdiri ekslusif seolah-olah jadi rombongan utama. Yang lain hanya ikut-ikutan. Mustinya semua rombongan yang ada bercampur baur. Untuk menunjukkan semangat kebersamaan, persaudaraan antar sesama dan perasaan senasib sepenanggungan. Lebih ajaib lagi, di puncak gunung Genta dan kawan-kawan berorasi tentang keindahan panorama tanah air. Sembari mengulang kalimat-kalimat mantra yang sudah diucapkan sebelumnya: “Cuma kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak berbuat dari biasanya, mata yang akan menatap lebih banyak dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas. Serta mulut yang akan selalu berdoa….”
Abstrak Of Web GJ
Oleh Phydhe San pada januari 12 .
Kumpulan Artikel GJ
abstrakweb.blogspot.com
Rating: 4.5
+ komentar + 2 komentar
Yup broo...pecinta alam kah dia...pendaki gunung kah ia atau sesiapapun dia...ketika berada di alam bebas adalah kebersamaan dan tolong menolong...WAJIB MUTLAK...
salam lestari...SEKBER PENCINTA ALAM LAMPUNG.
hahahahahaha...
Posting Komentar